Tuesday 2 April 2013

Kebudayaan Korea Selatan

Kebudayaan Korea Selatan

Korea atau sewaktu bersatunya dikenal sebagai Choson, negeri yang dijuluki Land Of Morning Calm memiliki kebudayaan yang tak ternilai harganya. Sebut saja contohnya adalah Kuil Bulguksa, Observatorium tertua di dunia-Ch’omsongdae, hingga Tugu Ssanggyong. Itu baru kebudayaan berwujud fisik belum lagi kebudayaan yang bersifat imaterial atau dengan kata lain kebudayaan ideal. Karena memang kebudayaan tidak hanya yang kelihatan wujudnya tapi juga, ada yang wujudnya tidak terlihat secara kasat mata namun sebenarnya ada, inilah yang disebut kebudayaan ideal atau kebudayaan gagasan.
Kebudayaan ideal Korea, sebenarnya kebanyakan hanya kebudayaan ideal turunan. Contohnya adalah ajaran Kong-Hu-Chu yang melekat erat dalam kehidupan sosial dan etos kerja orang Korea tentu saja bukan kebudayaan ideal asli Korea, karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa Kong-Hu-Cu adalah kebudayaan ideal dari Cina dengan penggagasnya adalah Konfusius, seorang filsuf Cina. Kemudian, ada semangat keagamaan yang berasal dari kebudayaan Buddha yang menganjurkan pengikutnya agar beragama Buddha, inilah yang membuat orang Korea tertarik beragama.
Tapi, tentu saja ada kebudayaan ideal asli Korea, seperti Hwangdo (Jalan Ksatria). Hwangdo mengajarkan bahwa orang Korea harus memiliki integritas dan disiplin yang tinggi. Hwangdo pada dahulu kala tadinya hanya untuk bangsawan tapi, sekarang semua orang Korea mengaplikasikannya.

Pembagian Korea menjadi Korea Selatan dan Korea Utara, tentu saja menyebabkan adanya perbedaan kebudayaan di antaran keduanya. Jika, di Korea Selatan menganut budaya liberal maka di Korea Utara menganut gaya sosial. Kemudian, orang-orang Korea Selatan sangat terbuka dengan negaranya, maka Korea Utara tertutup.
Dari sini dapat dikatakan bahwa nampaknya, Korea Utara mewarisi hanya sedikit kebudayan-kebudayaan Korea bersatu karena, sangat bertentangan dengan kebudayaan Korea Utara yang sekarang. Contoh kecil, jika kebudayaan Korea bersatu mengajarkan mereka untuk terbuka tapi, Korea Utara malah menutup diri. Sedangkan, kebudayaan Korea bersatu yang masih melekat erat pada Korea Utara mungkin hanya mitos Tan’Gun, karena kerajaan Tan’Gun terletak di Asadah atau yang sekarang kita kenal dengan ibukota Korea Utara, Pyongyang.
Sebaliknya, dengan Korea Selatan mereka mewarisi hampir seluruh kebudayaan Korea bersatu. Karena, memang situs-situs budaya juga banyak terdapat disini. Dan kebudayaan ideal dari kebudayaan Korea bersatu, sangat fasih diterapkan oleh masyarakat Korea Selatan, seperti ajaran Kong-Hu-Cu, yang menyuruh pengikutnya agar baik terhadap sesama manusia, baik terhadap binatang, baik terhadap Tuhan serta jujur dan terbuka dalam semua masalah yang menimpa pengikutnya. Maka, dapat dikatakan kebudayaan Korea Selatan sekarang adalah hasil warisan dari kebudayaan Korea Bersatu.



 


0 comments:

Post a Comment